Bangun Budaya Kerja Berbasis Empati, Rektor UIN Datokarama Ajak Tendik “Saling Memahami”

Palu (UIN DK Palu)—Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman Tahir, M.Ag., resmi membuka kegiatan Pembinaan Tenaga Kependidikan Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Datokarama Palu yang digelar di Swiss-Belhotel, Sabtu (22/11).
Dalam sambutannya, Rektor mengawali dengan mengutip QS. Al-Hujurat ayat 13 yang menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal.
“Ayat ini memberi pesan bahwa proses saling mengenal merupakan dasar dari kehidupan bersama,” ujarnya.
Rektor kemudian menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga dimensi keberadaan: biologis, sosiologis, dan psikologis.
Pertama, manusia sebagai makhluk biologis, yakni laki-laki dan perempuan. Kedua, sebagai makhluk sosiologis yang secara kodrati membutuhkan interaksi dengan sesama. Ketiga, manusia sebagai makhluk psikologis yang memiliki emosi, perasaan, dan dinamika kejiwaan.
Menurutnya, ketiga aspek tersebut sering kali menjadi ruang munculnya konflik, kekecewaan, dan keluh kesah dalam keseharian. Karena itu, Al-Qur’an menempatkan ketakwaan sebagai penentu utama derajat manusia, bukan suku, latar belakang, atau kedudukan sosial.
“Jika dalam keseharian kita masih mudah menyakiti orang lain, itu berarti kita belum memahami diri dan sesama sebagai makhluk psikologis,” tegasnya.
Rektor juga menekankan pentingnya memahami keberagaman gaya komunikasi berdasarkan latar budaya dan geografis.
Ia mencontohkan perbedaan intonasi masyarakat Ternate yang cenderung keras karena karakter wilayah kepulauan, dibandingkan masyarakat Solo yang lebih halus. Menurutnya, tanpa saling mengenal, perbedaan tersebut dapat menimbulkan salah paham.
“Demikian juga di lingkungan UIN Datokarama. Kita harus mengenal latar belakang satu sama lain agar nilai-nilai kemanusiaan dapat tumbuh dan terawat,” katanya.
Untuk memperkuat budaya keterbukaan, Rektor mengungkapkan bahwa ia kini mengubah ruang kerjanya menjadi tanpa sekat, agar sivitas akademika dapat lebih leluasa menyampaikan aspirasi maupun keluhan.
“Saya ingin membangun tradisi baru, ruang kepemimpinan yang egaliter dan mudah diakses,” tambahnya.
Ia menutup sambutan dengan pesan moral
“Ibarat pohon, jika sering disiram maka tidak akan kering. Orang bertakwa bukan karena tidak pernah salah, tetapi karena selalu beristigfar ketika melakukan kesalahan, ketinggian martabat seseorang di sisi Allah bukan berdasarkan suku atau keturunan, tetapi ketakwaannya.”
Rektor berharap, melalui kegiatan pembinaan ini dapat memperkuat rasa saling memahami dan menghargai, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja tenaga kependidikan.
Pembukaan kegiatan ini turut diisi oleh laporan Kepala Biro AUPK, Drs. Suleman Awad, M.Pd. Acara dihadiri oleh Warek I dan II, para dekan, Kepala SPI, Ketua LPM, para kepala UPT, para kabag dan kasubbag fakultas, serta 150 peserta lainnya.
(HUMAS FUAD)
0 Comments