Blog

UIN Datokarama Gandeng Best-Q Institute, Perpustakaan Dibidik Raih Sertifikasi Internasional

(FUAD) — Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu terus menunjukkan keseriusannya dalam meningkatkan mutu pendidikan dan layanan akademik. Salah satu langkah strategis yang ditempuh adalah mendorong UPT Perpustakaan menuju standar internasional, bekerja sama dengan Best-Q Institute.

Ketua LPM , Dr. Sofyan Bachmid berdiskusi bersama Kepala UPT. Perpustakaan UIN Datokarama Palu, Rifai, S.E.,M.M dan para fungsional Pustakawan UIN Datokarama Palu

Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Datokarama, Dr. Sofyan Bachmid, menjelaskan bahwa transformasi perpustakaan ini merupakan bagian dari visi besar universitas untuk tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga profesional dalam tata kelola administrasi.

‎“Perpustakaan dengan standar internasional adalah sebuah keharusan. Ia menjawab kebutuhan masyarakat, sekaligus menjawab tantangan era digital,” kata Sofyan di Palu, Sabtu (13/9).

‎Langkah awal pendampingan dilakukan oleh tim Best-Q Institute pada Jumat (12/9), dengan melibatkan LPM serta jajaran UPT Perpustakaan. Target yang dicanangkan adalah meraih sertifikasi ISO 9001:2015 dan ISO 21001:2018.

‎Prestasi UPT Perpustakaan UIN Datokarama sendiri sudah cukup membanggakan. Tahun 2023 lalu, lembaga ini berhasil meraih akreditasi “A” dari Perpustakaan Nasional RI, dan kini dikenal sebagai salah satu perpustakaan perguruan tinggi terbaik di Sulawesi Tengah.

‎Dalam hal layanan, perpustakaan telah mengintegrasikan sistem digital. Mahasiswa dan dosen bisa mengakses lebih dari 1.000 judul buku secara online melalui aplikasi UIN Datokarama Palu yang tersedia di Playstore.

‎Menurut Sofyan, sertifikasi ISO akan membawa banyak manfaat. Layanan menjadi lebih cepat, akurat, dan terstandarisasi. Dosen maupun staf bekerja dengan sistem yang lebih terorganisir, sehingga produktivitas meningkat dan kepuasan kerja lebih terasa.

‎Tidak hanya itu, pengakuan internasional ini juga akan memperkuat posisi UIN Datokarama dalam menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi dan institusi, baik di tingkat nasional maupun global.

‎“Komitmen kami jelas, perpustakaan ini harus naik kelas dengan sertifikasi internasional,” tegas Sofyan.

‎Dengan langkah ini, UIN Datokarama berharap dapat terus berkontribusi menghadirkan pendidikan tinggi Islam yang berkualitas, unggul, dan mampu bersaing di kancah internasional.

‎(Humas)


Menag Paparkan Makna Semboyan “Ikhlas Beramal” bagi ASN Kemenag

Semarang (Kemenag) – Menteri Agama Nasaruddin Umar, memaparkan makna mendalam dari prinsip Ikhlas Beramal bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Agama dalam Tausiyah Kebangsaan yang digelar di Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Tengah.

Menag menyebut agama sebagai sahabat yang menghadirkan keindahan batin dalam setiap pengabdian. Menurutnya, bekerja di Kementerian Agama bukan sekadar menjalankan tugas administratif, melainkan bentuk pengabdian yang berasal dari kedalaman spiritual.

“Agama itu indah. Bagi ASN Kemenag, agama harus menjadi sumber kenikmatan dalam pengabdian, bukan beban. Dari situlah lahir keikhlasan,” ujar Menag, Senin (08/12/2025).

Acara Tausiyah Kebangsaan ini digelar bersamaan dengan peresmian Gedung Kantor Kanwil Kemenag Jawa Tengah, dihadiri oleh Jajaran Rektor PTKN di Provinsi Jawa Tengah, serta ASN dari Kanwil dan Kankemenag di Provinsi Jateng.

Menag menjelaskan bahwa semboyan Ikhlas Beramal memiliki makna teologis dan etis. Menag kemudian menguraikan tingkatan-tingkatan nilai keikhlasan, kesabaran, dan kesyukuran sebagaimana dijelaskan dalam literatur tasawuf dan Al-Qur’an.

“Ikhlas itu ada kelas-kelasnya. Ada yang berbuat baik sambil masih menghitung amalnya, ada yang berbuat baik sampai lupa bahwa itu amal baik. Itu yang tertinggi, dan di situlah seorang ASN Kemenag seharusnya berada,” ucapnya.

Ia juga menyinggung makna sabar yang tidak hanya pasrah, tetapi tetap berbuat baik dalam keadaan apa pun. “Sabar yang paling tinggi itu ketika seseorang tetap berbuat baik meski diperlakukan tidak adil”, tuturnya.

Sementara syukur, lanjut Menag, tidak hanya sebatas memuji Allah dengan lisan, tetapi berbagi nikmat dengan sesama. “Derajat syukur tertinggi adalah menerima segala ketetapan Allah dengan optimis, bahkan ketika itu musibah”, lanjutnya.

Menag juga menjelaskan dalam kata “Beramal”, mengandung kata “‘Amal”, yang berarti melakukan sesuatu. Menag menegaskan bahwa Al-Qur’an menggunakan istilah ‘amil untuk menggambarkan orang yang berbuat baik, bukan fa’al. Hal ini, katanya, menunjukkan standar etika kerja yang tinggi dalam ajaran Islam.

“‘Amil itu pekerja profesional yang merencanakan, mengukur, dan mempertanggungjawabkan setiap amalnya. Berbeda dengan fa’al, yang sekadar melakukan tanpa arah dan tanpa tanggung jawab. ASN Kemenag harus menjadi ‘amil, bukan sekadar pelaku serampangan,” tegas Menag.

Dalam kesempatan itu, Menag kembali menekankan pentingnya integritas aparatur Kemenag. Ia mengingatkan bahwa masyarakat selalu menempatkan pegawai Kemenag pada standar moral lebih tinggi.

Menag Nasaruddin Umar Meresmikan Gedung Kanwil Kemenag Jateng

“ASN Kemenag itu dilihat orang seperti malaikat, padahal kita manusia biasa. Karena itu jangan sekali-sekali mengambil yang bukan haknya. Kita tidak mencari yang paling banyak, tetapi yang paling berkah,” pesannya.

Ia juga memaknai kantor sebagai ruang pembentukan karakter, bukan sekadar tempat bekerja. “Kantor itu tempat melahirkan karya dan menetaskan amal. Jangan jadikan kantor seperti pasar; jadikan ia ruang pelayanan yang menghadirkan keberkahan,” ujar Menag.

Sumber: Menag RI

Bangun Budaya Kerja Berbasis Empati, Rektor UIN Datokarama Ajak Tendik “Saling Memahami”

Palu (UIN DK Palu)—Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. H. Lukman Tahir, M.Ag., resmi membuka kegiatan Pembinaan Tenaga Kependidikan Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN Datokarama Palu yang digelar di Swiss-Belhotel, Sabtu (22/11).

Dalam sambutannya, Rektor mengawali dengan mengutip QS. Al-Hujurat ayat 13 yang menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar saling mengenal.

“Ayat ini memberi pesan bahwa proses saling mengenal merupakan dasar dari kehidupan bersama,” ujarnya.

Rektor kemudian menjelaskan bahwa manusia memiliki tiga dimensi keberadaan: biologis, sosiologis, dan psikologis.


Pertama, manusia sebagai makhluk biologis, yakni laki-laki dan perempuan. Kedua, sebagai makhluk sosiologis yang secara kodrati membutuhkan interaksi dengan sesama. Ketiga, manusia sebagai makhluk psikologis yang memiliki emosi, perasaan, dan dinamika kejiwaan.

Menurutnya, ketiga aspek tersebut sering kali menjadi ruang munculnya konflik, kekecewaan, dan keluh kesah dalam keseharian. Karena itu, Al-Qur’an menempatkan ketakwaan sebagai penentu utama derajat manusia, bukan suku, latar belakang, atau kedudukan sosial.

“Jika dalam keseharian kita masih mudah menyakiti orang lain, itu berarti kita belum memahami diri dan sesama sebagai makhluk psikologis,” tegasnya.

Rektor juga menekankan pentingnya memahami keberagaman gaya komunikasi berdasarkan latar budaya dan geografis.

Ia mencontohkan perbedaan intonasi masyarakat Ternate yang cenderung keras karena karakter wilayah kepulauan, dibandingkan masyarakat Solo yang lebih halus. Menurutnya, tanpa saling mengenal, perbedaan tersebut dapat menimbulkan salah paham.

“Demikian juga di lingkungan UIN Datokarama. Kita harus mengenal latar belakang satu sama lain agar nilai-nilai kemanusiaan dapat tumbuh dan terawat,” katanya.

Untuk memperkuat budaya keterbukaan, Rektor mengungkapkan bahwa ia kini mengubah ruang kerjanya menjadi tanpa sekat, agar sivitas akademika dapat lebih leluasa menyampaikan aspirasi maupun keluhan.

“Saya ingin membangun tradisi baru, ruang kepemimpinan yang egaliter dan mudah diakses,” tambahnya.

Ia menutup sambutan dengan pesan moral

“Ibarat pohon, jika sering disiram maka tidak akan kering. Orang bertakwa bukan karena tidak pernah salah, tetapi karena selalu beristigfar ketika melakukan kesalahan, ketinggian martabat seseorang di sisi Allah bukan berdasarkan suku atau keturunan, tetapi ketakwaannya.”

Rektor berharap, melalui kegiatan pembinaan ini dapat memperkuat rasa saling memahami dan menghargai, sehingga berdampak pada peningkatan kinerja tenaga kependidikan.

Pembukaan kegiatan ini turut diisi oleh laporan Kepala Biro AUPK, Drs. Suleman Awad, M.Pd. Acara dihadiri oleh Warek I dan II, para dekan, Kepala SPI, Ketua LPM, para kepala UPT, para kabag dan kasubbag fakultas, serta 150 peserta lainnya.

(HUMAS FUAD)

Prof. Zainal Beri Pencerahan Penting Mengenai Tantangan Pendidikan Tinggi di Abad ke-21

Prof Zainal menjadi pembicara dalam Kuliah Tamu di Universitas Tadulako
Foto: Kabar Inspirasi.com

PALU (FUAD UINDK) – Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu kembali menunjukkan kontribusi strategisnya dalam percaturan akademik regional melalui kiprah salah satu dosen terbaiknya, Prof. Zainal Abidin, Guru Besar Filsafat Islam pada Program Studi Akidah dan Filsafat Islam (AFI). Ia tampil sebagai narasumber utama pada Kuliah Tamu yang digelar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad), Kamis, 20 November 2025.

Dalam kesempatan tersebut, sosok akademisi yang juga menjabat sebagai Rais Syuriyah PBNU, Ketua FKUB Sulawesi Tengah, dan Ketua MUI Kota Palu ini memaparkan dinamika besar dunia pendidikan tinggi di tengah derasnya arus perubahan global. Prof. Zainal membuka sesi dengan menegaskan bahwa seluruh sektor kini hidup dalam pusaran Era VUCA—volatility, uncertainty, complexity, dan ambiguity—yang menuntut adaptasi cepat dari dunia kampus.

“Dunia berubah begitu cepat, teknologi bergerak agresif, dan kebutuhan kompetensi manusia ikut berubah setiap saat,” tegasnya.

Menurutnya, perguruan tinggi tidak lagi cukup menghasilkan lulusan “pintar” secara tradisional. Kampus kini harus memastikan mahasiswanya menjadi pribadi yang kreatif, adaptif, kolaboratif, komunikatif, serta memiliki karakter kuat untuk menjawab tuntutan zaman.

Ia menyoroti empat kompetensi inti 21st Century Skills atau 4C—Critical Thinking, Creativity, Collaboration, dan Communication—yang wajib dikuasai oleh lulusan perguruan tinggi. Di samping itu, tiga literasi penting juga harus diperkuat: literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya.

“Ini semua harus ditopang karakter seperti integritas, kerja keras, tanggung jawab, dan growth mindset,” ujar Prof. Zainal.

Dalam paparannya, Prof. Zainal menekankan peran strategis dosen muda sebagai motor perubahan kampus. Ia menyarankan penguatan kapasitas melalui mentoring, coaching, workshop pembelajaran abad ke-21, hingga pengembangan riset berdampak dan pemanfaatan teknologi digital seperti kecerdasan buatan.

“Dosen muda harus tampil sebagai figur inspiratif dengan integritas akademik tinggi,” katanya.

Sementara bagi mahasiswa, ia mendorong penerapan pembelajaran berbasis proyek dan riset untuk membentuk pribadi yang mandiri (self-directed learner), kolaboratif, dan inovatif. Mahasiswa juga perlu memperkuat soft skills dan literasi digital yang beretika agar mampu menciptakan solusi nyata bagi masyarakat.

Kehadiran Prof. Zainal sebagai narasumber lintas kampus ini menegaskan posisi FUAD UIN Datokarama Palu sebagai fakultas yang aktif mendorong diskursus akademik di Sulawesi Tengah. Sebagai dosen tetap Prodi Akidah dan Filsafat Islam, kiprahnya mencerminkan kapasitas keilmuan FUAD yang tidak hanya kuat dalam teori, tetapi juga berperan dalam penyusunan arah pendidikan tinggi di era digital.

“Perguruan tinggi bertanggung jawab menyiapkan generasi yang cerdas, berkarakter, dan membawa perubahan,” tutupnya.

Melalui kontribusi ini, FUAD UIN Datokarama Palu terus mengokohkan perannya sebagai pusat pemikiran Islam dan penguatan intelektual yang relevan dengan kebutuhan zaman.

(HUMAS FUAD)

FUAD UIN Datokarama Tutup Workshop RPS Terintegrasi dengan Pembahasan OBE

Palu (FUAD UIN-DK) Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu resmi menutup rangkaian kegiatan Workshop RPS Terintegrasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) pada Rabu 21 November 2025, Kegiatan yang berlangsung sejak pagi pukul 08.00 hingga 11.00 WITA ini menjadi puncak dari agenda pelatihan penyusunan Rencana Pembelajaran Semester yang berorientasi pada penguatan kualitas pembelajaran di lingkungan fakultas.

Pada hari kedua ini, peserta mendapatkan materi mendalam mengenai RPS berbasis Outcome Based Education (OBE). Pemaparan disampaikan oleh narasumber Rafiq Bajeber, M.Pd., yang menjelaskan konsep penyusunan capaian pembelajaran, konstruksi asesmen, serta strategi pembelajaran yang selaras dengan standar OBE. Peserta terlihat antusias mengikuti sesi yang berlangsung interaktif tersebut.

Dalam penyampaiannya, Rafiq menekankan bahwa OBE bukan sekadar format baru, tetapi pendekatan menyeluruh untuk memastikan mahasiswa memperoleh kompetensi yang dapat diukur dan relevan dengan kebutuhan dunia akademik maupun profesional. Ia juga menunjukkan contoh implementasi RPS yang mengintegrasikan penelitian dan PkM dosen sebagai bagian dari proses pembelajaran di kelas.

Workshop ini bertujuan memberikan pemahaman praktis kepada dosen dalam mengembangkan RPS yang tidak hanya memenuhi standar akreditasi, tetapi juga menumbuhkan budaya akademik berbasis riset. Dengan demikian, diharapkan kualitas proses belajar mengajar di FUAD semakin meningkat dan selaras dengan arah kebijakan kampus dalam memperkuat tridharma perguruan tinggi.

Selama kegiatan berlangsung, peserta aktif berdiskusi dan memperdalam pemahaman mengenai konstruksi CPL, CPMK, indikator capaian, serta metode evaluasi. Workshop ini juga membuka ruang bagi kolaborasi antardosen dalam mengintegrasikan hasil penelitian dan kegiatan PkM ke dalam konten perkuliahan.

Menjelang penutupan, panitia menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta dan narasumber atas partisipasi aktif selama dua hari pelaksanaan workshop. Kegiatan ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya penyelarasan kurikulum yang lebih kuat di lingkungan fakultas.

Acara resmi ditutup oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, Dr. H. Sidik, M.Ag., yang dalam sambutannya menegaskan komitmen fakultas untuk terus mendorong peningkatan kualitas RPS dan proses pembelajaran. Ia berharap hasil workshop ini dapat segera diimplementasikan oleh seluruh dosen dalam penyusunan dan pengembangan RPS semester mendatang. “Kita ingin pembelajaran yang lebih terstruktur, terukur, dan berorientasi pada capaian nyata mahasiswa,” ujarnya sebelum menutup kegiatan secara resmi.

FUAD BERKUMIS (Berkualitas, Unggul dan Humanis)

FUAD UIN Datokarama Palu Terima Kunjungan Fakultas Ilmu Budaya UNAIR, Bahas Kerja Sama Akademik dan Sosialisasi Program Pascasarjana

Palu — Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu, Dr. H. Sidik, M.Ag., menerima sekaligus membuka kegiatan Sosialisasi Program Magister dan Doktor Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga (UNAIR) yang digelar di Aula Pascasarjana UIN Datokarama Palu, Jumat, 21 November 2025.

Acara sosialisasi ini dihadiri oleh para Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK), Wakil Dekan III FUAD, serta Kepala Bagian Tata Usaha FUAD.

Sementara itu, rombongan Fakultas Ilmu Budaya UNAIR dipimpin oleh Wakil Dekan I, Prof. Sarkawi B. Husain, M.Hum., bersama Dewi Meyrasyawati, S.S., M.A., M.Hum., Ph.D., serta para koordinator Program Magister Kajian Sastra dan Budaya, Magister Ilmu Linguistik, dan Program Doktor Ilmu Humaniora.

Dekan FUAD Paparkan Gambaran Umum UIN dan Pengembangan Fakultas

Dalam sambutannya, Dr. H. Sidik, M.Ag. menyampaikan apresiasi atas kunjungan akademik Fakultas Ilmu Budaya UNAIR. Ia menjelaskan bahwa UIN Datokarama Palu tengah memperkuat pengembangan kelembagaan, baik dari sisi akreditasi, mutu akademik, maupun perluasan jejaring kerja sama lintas perguruan tinggi.

“Sebagai salah satu UIN yang berkembang pesat di kawasan Timur Indonesia, UIN Datokarama terus membangun atmosfer akademik yang inklusif dan kompetitif. FUAD sendiri meningkatkan kualitas tridharma melalui penguatan SDM, pengembangan program studi, serta kolaborasi dengan kampus-kampus besar seperti UNAIR,” ungkapnya.

Dekan juga memberikan gambaran mengenai perkembangan Program Studi Sejarah Peradaban Islam (SPI) yang menjadi salah satu prodi unggulan di FUAD. Ia menyampaikan bahwa prodi tersebut telah menunjukkan kinerja akademik yang stabil dan produktif.

“Prodi SPI saat ini telah meluluskan bebrapa angkatan, Ini menunjukkan bahwa kapasitas akademik dan kompetensi lulusan SPI terus meningkat dari waktu ke waktu,” jelasnya.

Ia berharap kehadiran UNAIR dapat membuka peluang kolaborasi yang relevan dengan bidang kajian sejarah dan humaniora, sehingga mahasiswa dan alumni SPI dapat memperluas wawasan akademik hingga ke tingkat pascasarjana.

Penandatanganan MoA FUAD – FIB UNAIR

Dalam kegiatan ini juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN Datokarama Palu dan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga sebagai bentuk komitmen memperkuat kolaborasi akademik di bidang pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Kerja sama ini diharapkan dapat membuka akses pendidikan lanjutan bagi dosen dan alumni UIN Datokarama, sekaligus memperluas jaringan keilmuan dan penelitian antara kedua fakultas.

(HUMAS FUAD)

Penguatan Akademik: FUAD UIN Datokarama Adakan Workshop RPS Terintegrasi Penelitian dan PKM

Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUAD) UIN Datokarama Palu menyelenggarakan Workshop Penyusunan RPS Terintegrasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Tahun 2025. Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis, 20 November 2025, bertempat di Auditorium UIN Datokarama Palu, dan berlangsung sejak pukul 08.00 hingga 15.00 WITA. Workshop ini menjadi salah satu langkah strategis fakultas dalam meningkatkan mutu pembelajaran serta relevansi kurikulum dengan capaian penelitian dan pengabdian dosen.

Pada acara pembukaan, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab, Dr. H. Sidik, M.Ag., memberikan sambutan pertama. Dalam arahannya, beliau menegaskan pentingnya penyelarasan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) dengan perkembangan riset dan kebutuhan masyarakat. Menurutnya, dosen perlu mengintegrasikan hasil penelitian ke dalam proses pengajaran agar mahasiswa memperoleh pengalaman belajar yang lebih kontekstual dan aktual.

Sambutan berikutnya disampaikan oleh Rektor UIN Datokarama Palu, Prof. Dr. Lukman S. Tahir, M.Ag., yang sekaligus membuka acara secara resmi. Rektor menyampaikan bahwa penguatan RPS terintegrasi riset dan PKM merupakan bagian dari agenda besar transformasi akademik di UIN Datokarama. Ia menekankan bahwa kualitas perguruan tinggi sangat ditentukan oleh kualitas kurikulum dan implementasinya di ruang kelas.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Rektor I dan Wakil Rektor III, yang menunjukkan dukungan penuh pimpinan universitas terhadap penguatan kapasitas akademik dosen FUAD. Kehadiran para pimpinan ini sekaligus menegaskan urgensi kegiatan sebagai bagian dari peningkatan mutu pendidikan di tingkat fakultas dan universitas.

Pada hari pertama, workshop menghadirkan pemateri utama, yaitu Ketua LPPM IAIN Parepare, Dr. Muhammad Haramain, M.Sos.I. Beliau dikenal sebagai akademisi yang aktif dalam pengembangan kurikulum berbasis penelitian dan integrasi PKM, sehingga materi yang disampaikan mendapat perhatian besar dari seluruh peserta.

Dalam paparannya, Dr. Muhammad Haramain mengajak para dosen untuk tidak hanya memahami struktur RPS, tetapi juga mampu mengintegrasikan luaran penelitian dan PKM secara efektif dalam kegiatan pembelajaran. Beliau menekankan pentingnya inovasi pedagogis yang berbasis pada hasil riset, sehingga kurikulum tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi benar-benar menjadi alat peningkatan kualitas pembelajaran.

Materi yang disampaikan juga memberikan gambaran praktis tentang bagaimana dosen bisa mengembangkan RPS yang relevan, adaptif, serta sejalan dengan standar mutu nasional dan kebutuhan masyarakat. Penyajian materi yang sistematis dan aplikatif membuat suasana workshop berjalan dinamis dan interaktif.

Acara workshop dipandu oleh moderator Dr. Muhammad Rafi’iy, M.Th.I, dosen Fakultas Ushuluddin dan Adab, yang berhasil menjaga alur diskusi berjalan efektif dan komunikatif. Peran moderator menjadi kunci dalam memastikan setiap sesi berjalan dengan terarah dan memberikan ruang bagi peserta untuk terlibat aktif.

Antusiasme dosen-dosen FUAD tampak sangat tinggi sepanjang kegiatan. Para peserta terlihat serius mendengarkan pemaparan sekaligus aktif mengajukan pertanyaan, mencerminkan komitmen mereka untuk meningkatkan kualitas pengajaran melalui penyusunan RPS yang lebih komprehensif dan berbasis riset.

Dengan terselenggaranya workshop hari pertama ini, Fakultas Ushuluddin dan Adab berharap para dosen dapat mengimplementasikan materi yang diperoleh dalam penyusunan RPS masing-masing. Workshop ini sekaligus menjadi momentum penting bagi FUAD dalam upaya memperkuat budaya akademik yang berorientasi pada riset dan pengabdian masyarakat.

FUAD BERKUMIS (Berkualitas, Unggul dan Humanis)

Torehan Prestasi: IPII Bawa Pulang Tiga Gelar pada Pemilihan Duta Baca 2025

Pemilihan Duta Baca UIN Datokarama Palu Tahun 2025 kembali digelar dengan semarak, menandai komitmen kampus dalam membangun budaya literasi yang kuat di kalangan mahasiswa. Ajang tahunan yang diselenggarakan oleh UPT Perpustakaan UIN Datokarama ini berhasil menarik perhatian mahasiswa dari berbagai fakultas untuk menunjukkan kapasitas, intelektualitas, serta kecintaan mereka terhadap dunia literasi.

Pada penyelenggaraan tahun ini, prestasi membanggakan diraih oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam (IPII) Fakultas Ushuluddin dan Adab. Mereka sukses menorehkan tiga gelar sekaligus, menegaskan identitas Prodi IPII sebagai pusat lahirnya insan-insan literat di lingkungan kampus.

Arif, salah satu perwakilan Prodi IPII, berhasil meraih Juara 2 Duta Baca Putra 2025. Penampilannya yang tenang, argumentatif, serta pandai mengemas gagasan tentang pentingnya ekosistem literasi digital menjadikan Arif mencuri perhatian dewan juri.

Prestasi berikutnya disusul oleh Syarif Avrizal Timbang, yang juga dari Prodi IPII, dengan meraih Juara 3 Duta Baca Putra. Syarif tampil dengan konsep literasi inklusif dan pentingnya akses pengetahuan untuk seluruh lapisan masyarakat. Gagasannya dianggap relevan dengan tantangan literasi masa kini.

Tak hanya dari kategori putra, Prodi IPII juga bersinar melalui Defani Agraeni, yang sukses meraih gelar Duta Baca Putri Intelegensia 2025. Defani tampil kuat dengan analisis kritis, kemampuan public speaking yang matang, serta pemahaman mendalam tentang isu-isu literasi, sehingga gelar intelegensia layak ia sandang.

Para juri menilai bahwa ketiga mahasiswa tersebut tidak hanya menguasai teori literasi, tetapi juga mampu menunjukkannya dalam bentuk aksi nyata, baik melalui aktivitas akademik, kegiatan sosial, maupun kontribusi mereka di lingkungan kampus.

Pimpinan Fakultas Ushuluddin dan Adab memberikan apresiasi yang tinggi atas pencapaian ini. Menurut mereka, prestasi tersebut menjadi bukti kualitas pembinaan dan lingkungan akademik yang terus diperkuat, terutama di Prodi IPII yang selama ini aktif mengembangkan program-program berbasis literasi.

Sementara itu, panitia Pemilihan Duta Baca UIN Datokarama 2025 menyampaikan bahwa kompetisi tahun ini berlangsung lebih ketat dibanding tahun sebelumnya. Peserta dituntut tidak hanya tampil percaya diri, tetapi juga mampu menyampaikan gagasan secara komprehensif, kritis, dan visioner.

Kemenangan mahasiswa Prodi IPII di ajang bergengsi ini diharapkan mampu menjadi motivasi bagi mahasiswa lain untuk terus menumbuhkan budaya membaca dan menulis. Tak hanya itu, hasil ini juga menjadi dorongan bagi kampus untuk terus menghadirkan lebih banyak ruang literasi bagi mahasiswa.

Dengan torehan prestasi ini, Prodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam semakin mengukuhkan diri sebagai salah satu prodi yang paling konsisten mendorong gerakan literasi kampus. Harapannya, para duta baca terpilih mampu menjadi representasi terbaik UIN Datokarama dalam kampanye literasi, baik di tingkat lokal maupun nasional.